Hipnoterapi Memaafkan Perselingkuhan

Hipnoterapi memaafkan perselingkuhan – Sedari awal si istri sangat kecewa dengan perselingkuhan yang di lakukan oleh suami. Rasa frustasi dan marah itu tidak pernah hilang meski waktu berjalan. Cacian, makian dan pukulan selalu ia layangkan ke suami. Entah sudah berapa lama hal itu berlangsung namun sepertinya tidak pernah akan berhenti.
Rasa lelah itu akhirnya mengajak ia untuk melakukan pengobatan. Sudah sekian usaha di lakukan namun tiada hasil terlihat. Akhirnya sampailah suami dan istri itu untuk melakukan sesi Hipnoterapi perselingkuhan. Ketika di Hipnoterapi, air matanya tidak terbendung manakala ia menceritakan kenapa suaminya tega berbuat seperti itu kepada dirinya. Kepercayaan yang ia berikan selama ini telah dikhianati. Setiap kali ia hanya bisa menangis dan menumpahkan rasa marah dan kekecewannya. Kadang ia sadar bahwa itu tiada guna. Namun entah mengapa hal itu terjadi berulang-ulang dan membuatnya lelah.
Si suami seperti menerima keadaan atas kesalahan yang telah ia lakukan. Hanya terdiam dan menerima saja setiap pukulan dan cacian. Sesekali ia merasa lelah melihat keadaan rumah tangganya. Ketika diberi kesempatan untuk bercerita ia hanya mengatakan bahwa dirinya khilaf dan mengaku salah. Dirinya tidak bermaksud melakukan itu. Pada saat itu ia seperti berada pada suatu keadaan dimana ia membutuhkan rasa kasih sayang. Namun kasih sayang dari wanita lain bukan dari istrinya.
Perasaan tersebut muncul karena selama ini ia selalu di tolak oleh si istri manakala ia berhasrat untuk melakukan hubungan intim. Penolakan tersebut di lakukan berulang-ulang hingga akhirnya ia seperti trauma jika sedang berhasrat kepada istrinya. Ia mengakui bahwa dorongan biologis dalam dirinya sangat besar dan membutuhkan penyaluran. Hingga akhirnya ia berkata kepada istrinya, “bukankah selama ini kamu yang selalu menolak aku ketika aku berhasrat kepadamu!”. “Kemana dirimu ketika aku membutuhkanmu?”, lanjutnya.
Si istri terdiam, seperti mencoba untuk mengingat kembali kejadian disaat dirinya selalu menolak suami. Tanpa ia sadari ia seperti tersadar bahwa dirinya begitu egois, tidak memahami keadaan suami, hanya mementingkan dirinya saja. Si suami yang selama ini menafkahkan keluarga dan bekerja keras siang dan malam sangat membutuhkan dirinya. Entah mengapa seperti ada teguran yang sangat menyentuh hatinya. Seperti ada suara yang mengatakan, “penderitaan suamiku jauh lebih menyakitkan karena penolakanku kepadanya”. “Ya Tuhan, istri macam apa aku ini yang tidak memahami kebutuhan suamiku!”. Kemudian ia menangis kembali…
Kesedihannya saat ini terobati oleh kesadarannya sendiri. Amarah dan rasa benci itu sekarang berubah menjadi pengingat akan kesalahan yang ia pernah buat kepada suami. Ia memahami si suami lebih dari sebelum suaminya melakukan perselingkuhan. Akhirnya ia-pun ikhlas akan cobaan yang terjadi di rumah tangganya.
Semoga kisah ini bermanfaat….
Leave a Reply