Menjadi Kejam Karena Dikecewakan

(Menjadi kejam karena dikecewakan). Menjadi pribadi yang berubah menjadi kejam karena dikecewakan kekasih bisa jadi menimpa siapa saja. Karena setiap orang pasti pernah memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan dalam hidup, apakah itu pernah dikecewakan, di hina, di fitnah, di musuhi, di benci, di dzalimi dan sebagainya. Kita tidak akan pernah tahu episode yang mana dari pengalaman yang tidak menyenangkan tersebut hadir dalam kehidupan kita nantinya.
Bagi sebagian orang bertemu dengan pengalaman yang tidak menyenangkan menjadi sesuatu yang tak akan pernah terlupakan atau selalu teringat sepanjang hidup. Sulit untuk melupakan pengalaman tersebut sehingga hidup seperti membawa beban masalah, bahkan ketika masalah yang membebaninya itu sebenarnya telah berlalu. Masalah seseorang pada dasarnya dapat kian bertambah seiring beban hidup yang terus berjalan. Namun, beruntunglah bagi sebagian orang yang mampu memilih, yakni yang mampu memilih memandang pengalaman yang tidak menyenangkan dalam hidup menjadi sebuah hikmah dan pelajaran, sehingga ia pun kemudian mampu menjalani hidup dengan lebih tenang dan bebas.
Kisah berikut mungkin bisa menjadi pelajaran agar kita senantiasa mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap pengalaman yang tidak menyenangkan dalam hidup ini. Sebab, jika kita terlalu asyik bernostalgia dengan pengalaman yang tidak menyenangkan tersebut, maka solusi masalah pun tidak akan pernah hadir, yang ada malah kita akan semakin terjebak pada paradigma yang sama dari hari ke hari. Sulit untuk move on.
Pengalaman pahit pernah dikecewakan dalam urusan cinta pasti pernah di alami oleh semua orang bukan? kecuali bagi anda belum pernah sama sekali jatuh cinta atau yang belum berani untuk mengutarakan rasa cinta anda kepada seseorang, alias yang sedang memendam perasaan anda. Lalu bagaimana dengan mereka yang telah menjalin cinta namun hubungan kandas di tengah jalan? tentu hubungan tersebut dapat menyisakan pengalaman yang tidak terlupakan, bahkan lebih jauh lagi, ada pula sebagian orang yang terlanjur jauh berhubungan hingga melanggar norma agama.
Dalam beberapa kasus, khususnya yang sampai melanggar norma agama, umumnya beban berat di derita oleh pihak wanita. Khusus di Indonesia, masalah kesucian seorang wanita saat ini masih menjadi isu yang sangat penting dan menjadi taruhannya. Beda dengan beberapa negara yang menganut paham liberal dimana hubungan suami istri pra nikah sudah menjadi hal yang maklum. Dampaknya bagi kaum wanita adalah munculnya merasa malu, rendah diri, merasa tidak suci lagi, berdosa, benci, kesal, dan tidak memiliki harapan untuk dapat berhubungan lagi.
Sebutlah si “S”, yang merasa dikecewakan oleh kekasihnya. Setelah kesuciannya di renggut, sang kekasih tidak lagi ingin bertemu. Sang kekasih selalu menghindar dan cenderung ingin lepas dari tanggung jawab. Janji-janji yang pernah diucapkannya hilang entah kemana, pertemuan atau pembicaraan via telepon pun selalu berakhir dengan pertikaian yang tak ada habisnya. Tak terasa, kini sudah hampir dua tahun lamanya Sang kekasih tidak pernah memberi kabar kepada “S”.
Kehidupan sehari-hari “S” kini penuh dengan memendam kebencian, amarah, kesal dan frustasi. Perasaan merasa dikecewakan terus menghantuinya. Tidak ada lagi kedamaian dalam hati, hari-harinya dilalui hanya untuk mencari tahu tentang keberadaan si lelaki tersebut. Tak lama, ia pun menyadari bahwa laki-laki tersebut ternyata memang benar-benar ingin menghilangkan jejaknya serta tidak ingin bertanggung jawab lagi. Dalam kondisi yang tidak menentu tersebut, akhirnya ia pun memutuskan untuk menggunakan cara lain agar penderitaan yang dialaminya dirasakan pula oleh laki-laki tersebut. Ia melakukannya tidak secara langsung, melainkan melalui pihak keluarga dari laki-laki, menurutnya penderitaan ini sepatutnya juga harus dirasakan oleh ayah, ibu dan keluarga dari pihak laki-laki.
Mulailah si “S” menteror dengan berbagai cara agar kehidupan keluarga dari laki-laki tersebut terganggu, tidak damai, kesal, marah, dan sebagainya. Dengan melakukan teror-teror tersebut, dirinya merasa sangat puas, bahkan jika dalam satu hari saja Ia tidak melakukan teror kepada keluarga Sang Kekasih, maka rasanya kesehariannya terasa ada yang kurang. Anehnya, pada saat yang sama, ternyata ada bagian lain dalam dirinya yang sedang menangis. Bagian lain dari dirinya itu berontak menentang perilaku teror yang ia lakukan tersebut, merasa tidak terima dirinya bisa ‘sekejam’ itu kepada orang lain. Akhirnya, ia pun kemudian memutuskan untuk mengakhiri perbuatannya, namun semakin ia berusaha untuk mengakhiri, ia malah semakin sulit dan tidak tahu harus berbuat apa lagi. Sisi baik dalam dirinya sangat kuat dan itu yang membuatnya menjadi seperti memiliki dua kepribadian yang berbeda dan hal itu membuatnya tersiksa.
Dalam kajian hipnoterapi, dikenal istilah Ego (part). Ego ini terlahir atau di bentuk akibat pengalaman baru dalam hidup seseorang. Ego bersifat netral. Pengalaman baik akan membentuk ego baik, sedangkan pengalaman tidak baik akan membentuk ego yang tidak baik pula.
Seperti halnya cerita ”S”, ego yang terlahir atau timbul akibat pengalaman hidup yang tidak menyenangkan melahirkan ego baru yakni ‘ego kejam’. Ego kejam tersebut berada pada level yang dominan, sehingga ego-ego yang lain, khususnya ego-ego yang baik, tidak dapat hadir atau bahkan malah menjauh dalam dirinya. Ego kejam pun mendominasi dan mengatur segalanya.
Dengan menggunakan pendekatan Hipnoterapi, ego jahat tersebut bisa di damaikan, di re-edukasi, serta diturunkan skala dominanya. Caranya, yakni dengan mengkomunikasikan ego-ego yang ada pada diri seseorang agar bekerjasama memberi hikmah atau pembelajaran atas masalah yang sedang di hadapi. Dengan bantuan Hipnoterapi maka berubah menjadi kejam karena dikecewakan kekasih hilang dari dlaam dirinya.
Pusat Hipnoterapi Jakarta
One Comment