Merasa Jadi “Gila”
Beban itu ia tanggung dipundaknya meskipun ia tahu bahwa ia tidak mampu. Keinginannya untuk menyenagkan orang tua menjadikan pengalaman hidup yang berharga sekaligus menyakitkan. Terlahir dengan kakak semua perempuan menjadikannya ia anak laki-laki satu-satunya. Semua perempuan memperlakukannya dengan sangat spesial. Ibunya sangat memanjakan dan ayahnya hanya pribadi yang pendiam.
Permasalahan itu dimulai ketika seluruh keluarga meminta ia masuk sekolah agama yang berasrama. Awalnya semua baik-baik saja karena didasari niat untuk berbakti kepada orang tua maka ia tidak menolak permintaan tersebut. Hingga akhirnya ia merasakan tinggal di asrama membuatnya semakin sulit untuk bisa mandiri dan menjadi diri sendiri. Terlebih lagi karena ia anak yang dimanja. Bayang-bayang diatur dan dilayani oleh kakak serta Ibu menjadikannya sulit untuk bisa menyesuaikan diri. Ada keinginan untuk bisa lepas dari keinginan orang tua namun disisi lain ia tidak berani untuk mengambil keputusan atau bahkan menolak keinginan mereka. Lambat laun kehidupan di asrama dijalaninya dengan penuh tekanan. Suatu waktu ia pernah berontak namun yang terjadi malah kondisi aneh yang ia rasakan ditubuhnya. Seperti orang yang kehilangan daya ia merasakan tubuhnya lemas dan tangannya mulai bergetar di luar kontrolnya. Situasi ini makin menakutkan karena ia merasa bahwa dirinya suatu saat bisa “gila”. Namun kekuatan untuk berbakti kepada orang tua maka kehidupan diasrama tetap dijalani hingga ia lulus.
Selepas meninggalkan asrama akhirnya ia bisa memilih Sekolah Menengah Atas yang bukan asrama. Namun disini permasalahan lain itu muncul. Entah mengapa dirinya sangat mudah sekali bersedih, kecewa bahkan tidak jarang ingin menyakiti dirinya sendiri. Bahkan dalam pergaulan di sekolah ia sulit berteman karena merasa tidak cocok. Keinginan untuk menyakiti dirinya kian membesar bahkan beberapa kali melakukan tindakan yang membahayakan seperti mengendarai kendaraan dengan kecepatan yang sangat tinggi dan tidak memperdulikan keselamatan, mulai merokok, sulit untuk dinasehati, ingin mencoba hal-hal baru yang tidak biasa ia lakukan, dan sebagainya. Hingga ibu dan kakaknya merasakan ada perubahan yang sangat besar yang terjadi.
Pernah suatu hari temannya datang main ke rumah dan pada saat itu kondisinya sedang tidak stabil tangannya gemetar kembali dan kemudian ia merasa seperti hilang kesadaran. Sehingga yang ia ingat ketika sadar adalah sesuatu hal yang memalukan. Dimana keadaan seperti itu membuatnya malu karena merasa tidak normal. Apalagi terjadi di hadapan temannya. Bahkan ia ingat temannya sampai mengatakan bahwa ia seperti orang “gila”. Ketakutan tidak bisa mengontrol diri dan bisa menjadi “gila” menjadi salah satu kecemasan yang ia takutkan.
Dari kasus diatas penting sebagai orang tua untuk bisa memahami kondisi anak dan tidak memaksa anak atas sesuatu yang bisa menjadi beban mental anak dikemudian hari. Meskipun anak terlihato mampu dengan permintaan orang tua namun pendampingan dan perhatian harus terus diberikan. Kekuatan mental setiap individu berbeda dan akan bergantung dari lingkungan dimana ia dibesarkan.
Semoga bermanfaat…
Untuk informasi Hipnoterapi silahkan hubungi 0812-86855700
Leave a Reply